Selasa, 07 September 2021

Modul 3.1.a.6 Refleksi Terbimbing

Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.

Etis menurut KBBI adalah sesuai dengan etika, atau sesuai dengan asas perilaku yang disepakati umum. Untuk menjadikan guru sebagai  manusia yang berperilaku sesuai etika atau sesuai asas perilaku secara umum, dapat ditempuh melalui proses pendidikan, salah satunya melalui proses belajar tentang bagaimana menjadi pemimpin pembelajaran yang dapat mengambil keputusan disaat menghadapi situasi dilema etika. Dengan mempelajari bagaimana mengambil keputusan yang baik dalam situasi dilem etika maka kita sudah berupaya menempatkan diri menjadi manusia yang berperilaku etis

 

1.       Bagaimana/sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

               Yang saya pahami tentang konsep Dilema Etika  dan Bujukan Moral adalah bahwa Dilema Etika merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan, dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan (kasus benar vs benar), sedangkan Bujukan moral merupakan situasi dimana seseorang dihadapkan pada pengambilan keputusan benar atau salah.        

               Dilema etika adalah hal berat yang dihadapi setiap orang dari waktu ke waktu, dimanapun orang tersebut bekerja. Ada nilai-nilai kebajikan yang selalu bertentangan didalam kasus dilema etika seperti nilai toleransi, kasih sayang, cinta, kebenaran, keadilan, kebebasan, penghargaan akan hidup, hak asasi, tanggung jawab dll.

 

Ada 4 Paradigma Dilema Etika , yaitu

1)      Individu lawan masyarakat (individual vs community)

Dalam paradigma ini ada pertentangan antara individu dengan kelompok yang lebih besar dimana ia menjadi bagian dalam kelompok itu, atau dapat juga pertentangan kepentingan pribadi melawan kepentingan orang lain, atau kelompok kecil melawan kelompok besar.

2)      Rasa keadilan vs Rasa Kasihan (justice vs mercy)

Dalam paradigma ini ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan tertulis sepenuhnya, kadang memegang peraturan itu benar, tapi kadang membuat pengecualian juga merupakan tindakan yang benar.

3)      Kebenaran vs Kesetiaan (truth vs loyalty)

Nilai kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi hal yang bertentangan, akankah kita berkata jujur ataukah tetap menjunjung kesetiaan pada profesi, atau komitmen atau kelompok tertentu.

4)      Jangka panjang vs Jangka Pendek (short term vs long term)

Dalam paradigma ini seseorang aka dihadapkan pada situasi harus memilih apa yang terbaik untuk saat ini dan apa yang terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma ini bisa terjadi pada level personal dan permasalahan sehari-hari atau pada level yang lebih luas.

               Terkadang dalam situasi dilema etika, tidak hanya mengandung 1 paradigma saja, melainkan dapat juga 2 atau lebih paradigma etika yang terkandung di dalamnya, kita harus cermat dalam menganalisisnya.

Untuk prinsip yang menjadi landasan pemikiran dalam pengambilan keputusan ada 3 prinsip, yaitu :

1)      Berpikir Berbasis Hasil Akhir (End Based Thinking)

Ketika seorang pemimpin memikirkan bahwa apa yang akan dilakukannya adalah demi kebaikan orang banyak, maka pemimpin tersebut mengambil keputusan berdasarkan prinsip ini yaitu prinsip berbasis hasil akhir, seringkali dalam penggunaan prinsip ini  muncul hal yang tak terduga atau  diluar perikiraan pemimpin yang kadangkala itu bisa menjatuhkan pemimpin itu sendiri. Sebagai contoh kapten kapal memutuskan mendorong orang yang dianggapnya lemah demi kebaikan orang banyak yang ada di dalam perahu, sepintas keputusan itu benar ternyata diluar dugaannya ada yang selamat dan menuntut perbuatan kapten kapal. Sehingga kapten kapal itu harus dibawa ke pengadilan

 

2)      Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

Prinsip ini adalah prinsip yang banyak juga digunakan oleh pemimpin, dimana pemimpin akan mengambil keputusan berdasarkan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan sebelumnya, prinsip ini menurut saya membuat pemimpin cenderung mengabaikan keberagaman karakter individu dan membuat pemimpin mengambil keputusan yang menurut sebagian orang tampak kaku atau kejam. Secara pribadi saya cenderung sekali menggunakan prinsip ini. Dan harus belajar untuk lebih fleksibel lagi

 

3)      Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care Based Thinking)

Prinsip ini tampaknya adalah prinsip yang paling baik, dimana pengambilan keputusan berdasarkan rasa peduli, lebih fleksibel dan manusiawi. Namun kenyataannya, prinsip ini bukanlah prinsip yang ideal, dalam kasus tertentu prinsip ini bisa menghilangkan nilai-nilai kebaikan. Contoh jika ada dua orang yang sama-sama melakukan kesalahan maka mereka akan menggunakan prinsip ini untuk sama-sama menutupi kesalahan mereka

Dalam pengambilan keputusan  yang mengandung unsur dilema etika ternyata ada langkah-langkah yang dapat kita tempuh terlebih dahulu, berikut 9 langkah pengambilan keputusan :

1)         Mengenali bahwa ada nilai yang bertentangan dalam situasi

2)         Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi

3)         Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi

4)         Pengujian benar salah

a.       Uji legalitas

b.       Uji regulasi/standar profesional

c.       Uji intuisi

d.       Uji publikasi

e.       Uji panutan/idula

5)         Pengujian benar lawan benar

6)         Melakukan prinsip resolusi

7)         Investigasi opsi trilema

8)         Buat keputusan

9)         Lihat keputusan dan refleksikan

Ini adalah 9 langkah yang dapat kita tempuh sebelum membuat keputusan, namun  demikian setelah kita tempuh langkah-langkah ini, kita juga harus ingat satu hal, yaitu bahwa keputusan yang kita ambil belum tentu memuaskan semua orang, belum tentu memuaskan seluruh stakeholder sekolah sebab setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda-beda, prinsip resolusi yang kita gunakan belum tentu sama dengan pemikiran mereka. Tidak semua orang juga paham dengan pengujian benar salah yang sudah kita lakukan sebelum  memutuskan masalah.

Hal yang tidak terduga adalah ketika kita melakukan pengujian benar atau salah pada suatu kasus, dan gagal disalah satu uji keputusan, atu bahkan gagalnya lebih dari satu, sebaiknya kita jangan ambil resiko membuat keputusan yang membahayakan atau merugikan diri sendiri, sebab situasi yang dihadapi bukan dilema etika melainkan bujukan moral

2.       Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dalam situasi moral dilema? Kalau pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul 3.1.tentang Pengambilan Keputusan ini saya pernah mengambil keputusan yang bersifat dilema etika, bedanya pengambilan keputusan yang dulu dengan yang sekarang  bahwa dulu pengambilan keputusan yang saya lakukan lebih didasarkan pada peraturan, saya lebih mengedepankan rule, kalaupun mempertimbangkan perasaan atau feeling atau intuisi, tetap selalu kembali kepada peraturan. Pengambilan keputusan dahulu dilakukan tanpa mempertimbangkan 9 langkah pengambilan keputusan, namun sekarang setelah mempelajari modul ini saya menyadari bahwa pengambilan keputusan terbaik dapat ditempuh dengan cara menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan ini.

3.       Bagaimana dampak mempelajari materi ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak mempelajari materi ini bagi saya adalah saya menjadi tahu bagaimana diri saya selama ini dalam mengambil keputusan, prinsip pengambilan keputusan yang sering saya gunakan selama ini tampak  kaku dan dengan mempelajari modul ini, kini saya paham bagaimana mengambil keputusan,  saya paham bagaimana saya harus bersikap atau dimana saya berdiri ketika ada suatu kasus atau masalah yang harus diselesaikan.

4.       Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran?

Bagi saya sangat penting sekali untuk mempelajari modul ini, dengan mempelajari modul ini saya belajar bagaimana menjadi seorang individu dan pemimpin pembelajaran yang bernilai etis tinggi ketika menghadapi masalah yang harus dipecahkan, dengan mempelajari modul ini saya dapat bertindak lebih baik dalam memutuskan masalah pembelajaran di kelas, dengan menerapkan modul ini ketika pembelajaran dikelas saya telah menempatkan siswa pada pembelajaran yang berpihak kepada murid.

5.       Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan Anda setelah Anda mempelajari modul ini?

Setelah mempelajari modul ini ada 2 hal yang bisa saya lakukan untuk membuat dampak/perbedaan dilingkungan saya bekerja, yaitu :

1)      Menerapkan hasil pembelajaran modul ini dalam pengambilan keputusan di sekolah atau di kelas saya, baik ketika menghadapi permasalahan pembelajaran atau ketika ada masalah dalam hubungan dengan stakeholder sekolah

2)      Saya ingin membagikan materi ini kepada rekan-rekan sejawat, harapan saya dengan membagikan materi ini kepada rekan sejawat bukan hanya mindset saya yang berubah, melainkan mindset rekan-rekan saya juga ikut berubah, sehingga ketika ada permasalahan yang harus diselesaikan mereka juga dapat menerapkan konsep pengambilan keputusan ini, dengan demikian kami sama-sama berkembang kami sama-sama membangun sekolah kami menjadi lebih baik, kami sama-sama melakukan perubahan pembelajaran yang konvensional menjadi pembelajaran yang berpihak kepada murid

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar