Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Menurut
Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses
pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.
Etis menurut KBBI adalah sesuai dengan etika, atau sesuai dengan asas perilaku yang disepakati umum. Untuk menjadikan guru sebagai manusia yang berperilaku sesuai etika atau sesuai asas perilaku secara umum, dapat ditempuh melalui proses pendidikan, salah satunya melalui proses belajar tentang bagaimana menjadi pemimpin pembelajaran yang dapat mengambil keputusan disaat menghadapi situasi dilema etika. Dengan mempelajari bagaimana mengambil keputusan yang baik dalam situasi dilem etika maka kita sudah berupaya menempatkan diri menjadi manusia yang berperilaku etis
1.
Bagaimana/sejauh mana
pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini,
yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip
pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Yang saya pahami tentang konsep
Dilema Etika dan Bujukan Moral adalah
bahwa Dilema Etika merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus
memilih antara dua pilihan, dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi
bertentangan (kasus benar vs benar), sedangkan Bujukan moral merupakan situasi
dimana seseorang dihadapkan pada pengambilan keputusan benar atau salah.
Dilema etika adalah hal berat
yang dihadapi setiap orang dari waktu ke waktu, dimanapun orang tersebut
bekerja. Ada nilai-nilai kebajikan yang selalu bertentangan didalam kasus
dilema etika seperti nilai toleransi, kasih sayang, cinta, kebenaran, keadilan,
kebebasan, penghargaan akan hidup, hak asasi, tanggung jawab dll.
Ada
4 Paradigma Dilema Etika , yaitu
1) Individu lawan masyarakat
(individual vs community)
Dalam
paradigma ini ada pertentangan antara individu dengan kelompok yang lebih besar
dimana ia menjadi bagian dalam kelompok itu, atau dapat juga pertentangan
kepentingan pribadi melawan kepentingan orang lain, atau kelompok kecil melawan
kelompok besar.
2) Rasa keadilan vs Rasa Kasihan
(justice vs mercy)
Dalam
paradigma ini ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti
aturan tertulis sepenuhnya, kadang memegang peraturan itu benar, tapi kadang
membuat pengecualian juga merupakan tindakan yang benar.
3) Kebenaran vs Kesetiaan (truth vs loyalty)
Nilai
kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi hal yang bertentangan, akankah kita
berkata jujur ataukah tetap menjunjung kesetiaan pada profesi, atau komitmen
atau kelompok tertentu.
4) Jangka panjang vs Jangka Pendek
(short term vs long term)
Dalam
paradigma ini seseorang aka dihadapkan pada situasi harus memilih apa yang
terbaik untuk saat ini dan apa yang terbaik untuk masa yang akan datang.
Paradigma ini bisa terjadi pada level personal dan permasalahan sehari-hari
atau pada level yang lebih luas.
Terkadang
dalam situasi dilema etika, tidak hanya mengandung 1 paradigma saja, melainkan dapat
juga 2 atau lebih paradigma etika yang terkandung di dalamnya, kita harus
cermat dalam menganalisisnya.
Untuk prinsip yang menjadi landasan
pemikiran dalam pengambilan keputusan ada 3 prinsip, yaitu :
1) Berpikir Berbasis Hasil Akhir (End
Based Thinking)
Ketika
seorang pemimpin memikirkan bahwa apa yang akan dilakukannya adalah demi
kebaikan orang banyak, maka pemimpin tersebut mengambil keputusan berdasarkan
prinsip ini yaitu prinsip berbasis hasil akhir, seringkali dalam penggunaan
prinsip ini muncul hal yang tak terduga
atau diluar perikiraan pemimpin yang
kadangkala itu bisa menjatuhkan pemimpin itu sendiri. Sebagai contoh kapten
kapal memutuskan mendorong orang yang dianggapnya lemah demi kebaikan orang
banyak yang ada di dalam perahu, sepintas keputusan itu benar ternyata diluar dugaannya
ada yang selamat dan menuntut perbuatan kapten kapal. Sehingga kapten kapal itu
harus dibawa ke pengadilan
2) Berpikir Berbasis Peraturan
(Rule-Based Thinking)
Prinsip
ini adalah prinsip yang banyak juga digunakan oleh pemimpin, dimana pemimpin
akan mengambil keputusan berdasarkan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan
sebelumnya, prinsip ini menurut saya membuat pemimpin cenderung mengabaikan
keberagaman karakter individu dan membuat pemimpin mengambil keputusan yang
menurut sebagian orang tampak kaku atau kejam. Secara pribadi saya cenderung
sekali menggunakan prinsip ini. Dan harus belajar untuk lebih fleksibel lagi
3) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care
Based Thinking)
Prinsip
ini tampaknya adalah prinsip yang paling baik, dimana pengambilan keputusan
berdasarkan rasa peduli, lebih fleksibel dan manusiawi. Namun kenyataannya,
prinsip ini bukanlah prinsip yang ideal, dalam kasus tertentu prinsip ini bisa
menghilangkan nilai-nilai kebaikan. Contoh jika ada dua orang yang sama-sama melakukan
kesalahan maka mereka akan menggunakan prinsip ini untuk sama-sama menutupi
kesalahan mereka
Dalam pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika ternyata
ada langkah-langkah yang dapat kita tempuh terlebih dahulu, berikut 9 langkah
pengambilan keputusan :
1)
Mengenali
bahwa ada nilai yang bertentangan dalam situasi
2)
Menentukan
siapa yang terlibat dalam situasi
3)
Kumpulkan
fakta-fakta yang relevan dengan situasi
4)
Pengujian
benar salah
a. Uji legalitas
b. Uji regulasi/standar profesional
c. Uji intuisi
d. Uji publikasi
e. Uji panutan/idula
5)
Pengujian
benar lawan benar
6)
Melakukan
prinsip resolusi
7)
Investigasi
opsi trilema
8)
Buat
keputusan
9)
Lihat
keputusan dan refleksikan
Ini adalah 9 langkah yang dapat
kita tempuh sebelum membuat keputusan, namun demikian setelah kita tempuh langkah-langkah ini,
kita juga harus ingat satu hal, yaitu bahwa keputusan yang kita ambil belum tentu
memuaskan semua orang, belum tentu memuaskan seluruh stakeholder sekolah sebab
setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda-beda, prinsip resolusi yang kita
gunakan belum tentu sama dengan pemikiran mereka. Tidak semua orang juga paham
dengan pengujian benar salah yang sudah kita lakukan sebelum memutuskan masalah.
Hal yang tidak terduga adalah ketika
kita melakukan pengujian benar atau salah pada suatu kasus, dan gagal disalah
satu uji keputusan, atu bahkan gagalnya lebih dari satu, sebaiknya kita jangan
ambil resiko membuat keputusan yang membahayakan atau merugikan diri sendiri,
sebab situasi yang dihadapi bukan dilema etika melainkan bujukan moral
2.
Sebelum mempelajari
modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran dalam situasi moral dilema? Kalau pernah, apa bedanya dengan apa
yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum
mempelajari modul 3.1.tentang Pengambilan Keputusan ini saya pernah mengambil
keputusan yang bersifat dilema etika, bedanya pengambilan keputusan yang dulu
dengan yang sekarang bahwa dulu
pengambilan keputusan yang saya lakukan lebih didasarkan pada peraturan, saya
lebih mengedepankan rule, kalaupun mempertimbangkan perasaan atau feeling atau
intuisi, tetap selalu kembali kepada peraturan. Pengambilan keputusan dahulu
dilakukan tanpa mempertimbangkan 9 langkah pengambilan keputusan, namun sekarang
setelah mempelajari modul ini saya menyadari bahwa pengambilan keputusan
terbaik dapat ditempuh dengan cara menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan
ini.
3. Bagaimana dampak mempelajari materi ini buat Anda,
perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan
sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak
mempelajari materi ini bagi saya adalah saya menjadi tahu bagaimana diri saya
selama ini dalam mengambil keputusan, prinsip pengambilan keputusan yang sering
saya gunakan selama ini tampak kaku dan
dengan mempelajari modul ini, kini saya paham bagaimana mengambil keputusan, saya paham bagaimana saya harus bersikap atau
dimana saya berdiri ketika ada suatu kasus atau masalah yang harus
diselesaikan.
4.
Seberapa penting
mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai
seorang pemimpin pembelajaran?
Bagi
saya sangat penting sekali untuk mempelajari modul ini, dengan mempelajari
modul ini saya belajar bagaimana menjadi seorang individu dan pemimpin pembelajaran
yang bernilai etis tinggi ketika menghadapi masalah yang harus dipecahkan,
dengan mempelajari modul ini saya dapat bertindak lebih baik dalam memutuskan
masalah pembelajaran di kelas, dengan menerapkan modul ini ketika pembelajaran
dikelas saya telah menempatkan siswa pada pembelajaran yang berpihak kepada
murid.
5.
Apa yang Anda bisa
lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan Anda setelah Anda
mempelajari modul ini?
Setelah
mempelajari modul ini ada 2 hal yang bisa saya lakukan untuk membuat
dampak/perbedaan dilingkungan saya bekerja, yaitu :
1)
Menerapkan
hasil pembelajaran modul ini dalam pengambilan keputusan di sekolah atau di
kelas saya, baik ketika menghadapi permasalahan pembelajaran atau ketika ada
masalah dalam hubungan dengan stakeholder sekolah
2)
Saya
ingin membagikan materi ini kepada rekan-rekan sejawat, harapan saya dengan
membagikan materi ini kepada rekan sejawat bukan hanya mindset saya yang
berubah, melainkan mindset rekan-rekan saya juga ikut berubah, sehingga ketika
ada permasalahan yang harus diselesaikan mereka juga dapat menerapkan konsep
pengambilan keputusan ini, dengan demikian kami sama-sama berkembang kami
sama-sama membangun sekolah kami menjadi lebih baik, kami sama-sama melakukan
perubahan pembelajaran yang konvensional menjadi pembelajaran yang berpihak
kepada murid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar