Senin, 26 Juli 2021

1.4.a.10.2. AKSI NYATA


MEMBANGUN KESEPAKATAN KELAS SEBAGAI BUADAYA POSITIF

Aksi nyata modul 1.4. yang dilakukan CGP adalah bagaimana membangun budaya positif dilingkungan kelas. Budaya positif yang dibangun adalah mengenai kesepakatan kelas di awal pembelajaran dan konsekuensinya. Laporan aksi nyata saya susun dalam bentuk artikel yang dipublikasikan di blog dan sites google milik pribadi  CGP. Berikut Artikel modul 1.4.a.10.2 Aksi Nyata -Membangun Kesepakatan Kelas sebagai Budaya Positif. 

1.4.a.10. 2 AKSI NYATA

PGP-ANGKATAN 2-KABUPATEN CIANJUR-PRILIA IMANUELIANTI, S. Pd-1.4-AKSI NYATA

A.      Latar Belakang

Menurut Ki Hadjar Dewantara tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada diri anak, agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia atau anggota masyarakat. Dalam mencapai tujuan pendidikan itu ada upaya untuk menumbuhkan budi pekerti, dan tumbuhnya budi pekerti itu dipengaruhi oleh pendidikan terutama pendidikan karakter, pengalaman dan keadaan.  Seorang guru yang memiliki peran dan nilai guru penggerak diharapkan memiliki visi murid impian dan menerapkannya dalam pendidikan karakter dengan maksimal demi terwujudnya profil pelajar pancasila pada diri murid. Pendidikan karakter ini dapat dimulai dari budaya positif yang dibangun suatu sekolah secara kolaboratif oleh warga sekolah, dengan contoh implementasinya dapat berupa pemberlakuan disiplin positif, penerapan konsekuensi, atau pembuatan kesepakatan kelas sebelum pembelajaran.  

Kesepakatan kelas merupakan aturan yang dibuat bersama dan mengikat guru serta murid dalam menciptakan pembelajaran yang efektif. Ditengah situasi pandemi Covid-19 yang belum berakhir ini, segala keterbatasan yang muncul saat pembelajaran daring menjadi kendala utama. Dan sekalipun pembelajaran daring tengah berlangsung di dalam kelas, seringkali saat proses pembelajaran, mengalami hal-hal yang membuat efektifitas waktu pembelajaran menjadi tidak maksimal. Sebagai contoh kurangnya partisipasi kehadiran dan keaktifan belajar murid, kurangnyanya semangat atau antusiasme selama mengikuti pembelajaran, adanya kejenuhan, adanya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan sebagian murid. Hal-hal tersebut tentunya harus diantisipasi oleh guru di awal, misalnya melalui penentuan kesepakatan kelas di awal pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang terpusat kepada murid sesuai pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan.

 

B.      Deskripsi Aksi Nyata

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di awal, untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif  dan juga menumbuhkan budaya positif , CGP hendak menerapkan pembuatan kesepakatan kelas diawal pembelajaran atau sebelum pembelajaran dilaksanakan sebagai aksinyata kali ini. Kesepakatan kelas yang dibuat ini, merupakan kesepakatan kelas yang dibentuk untuk  pembelajaran jenis daring, hal ini dikarenakan sekolah kami belum dapat melaksanakan PTM.

Saya membuat kesepakatan kelas bersama murid-murid kelas VIII SMP S Pusaka Ciranjang ini melalui google meet dan juga menggunakan aplikasi padlet. Ada beberapa langkah dalam proses jalannya aksi nyata ini . Langkah awal yang saya lakukan adalah membuka pertemuan melalui doa, kemudian menyampaikan tentang arti penting dari sebuah kesepakatan kelas, serta maksud dan tujuan dari kesepakatan kelas. Setelah menyampaikan kepada siswa mengenai kesepakatan kelas, tindakan yang saya lakukan kemudian adalah membuat satu pertanyaan sederhana untuk menggali kesepakatan kelas apa yang mereka inginkan. Pertanyaan itu saya ajukan menggunakan padlet dengan tujuan agar siswa tahu hal apa yang akan mereka sepakati bersama berdasarkan keinginan dari masing-masing siswa ketika akan melaksanakan pembelajaran. Dari jawaban yang telah dituliskan siswa, kami membaca setiap poin yang disampaikan dan berdiskusi, lalu membuat kesimpulan tentang hal-hal apa saja yang mereka inginkan terjadi ketika mengikuti pembelajaran IPA. Sebagian besar siswa memberikan jawaban bahwa mereka ingin ketika belajar itu dalam kondisi tenang dan tertib. Dari poin besar itu saya mengajukan pertanyaan secara lisan, kira-kira hal apa saja yang akan disepakati agar pembelajaran secara daring baik melalui google classroom atau meet dapat berjalan tenang dan tertib. Setelah semua menyampaikan pendapat, poin-poin di atas kami catat, baca dan telaah kembali, lalu meminta persetujuan siswa. Dan tidak lupa saya meminta tanda tangan digital siswa melalui aplikasi Jamboard. Setelah terkumpul beberapa tanda tangan akhirnya saya mendesain kesepakatan kelas agar tampak menarik menggunakan program microsoft word.

C.      Hasil Aksi Nyata

               Setelah kesepakatan selesai dibuat, kesepakatan kelas dibagikan kepada seluruh murid dengan tujuan setiap murid memahami aturan yang telah dibuat dan disepakati bersama untuk dilaksanakan selama pembelajaran, sehingga ketika terdapat kejenuhan atau pelanggaran atas kesepakatan, mereka siap dengan konsekuensi yang harus mereka terapkan didirinya sendiri. Dengan pembuatan kesepakatan kelas tampak muncul keberanian murid untuk melakukan dialog interaktif dengan guru atau dengan siswa itu sendiri,  berani menyatakan pendapat dan pemikiran mereka, menyampaikan refleksi pembelajaran, serta ada peningkatan partisipasi kehadiran dan keaktifan dalam pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya.

 

D.      Pembelajaran yang diperoleh

              Saat merencanakan aksi CGP merasakan ketidakyakinan akan terlaksananya kegiatan ini, tidak yakin akan tercapainya tolak ukur aksi nyata yang telah ditetapkan, dan perasaan itu semakin kuat ketika, mereka diminta untuk menyatakan pendapat, masing-masing tampak enggan dan malu untuk menyampaikan pendapat namun dengan motivasi yang diberikan guru agar mereka berani untuk menyampaikan gagasan akhirnya mereka berani menyampaikan gagasannya meskipun secara tertulis, sedangkan beberapa murid sudah ada yang berani menyampaikan gagasan secara lisan. Dari proses ini CGP menyadari apa yang dikuatirkan hanya sekedar pemikiran saja, melihat antusiasme murid-murid saat menyatakan pemikiran dan pendapat mereka CGP menjadi yakin bahwa mereka adalah aset-aset terbaik bangsa yang harus ditumbuh kembangkan melalui budaya positif yang secara kontinu dan konsisten diterapkan di sekolah. Terkait dengan pengalaman pembelajaran sebelumnya di masa lalu yaitu pembelajaran yang tanpa diawali penentuan kesepakatan kelas maka diharapkan dengan penerapan budaya positif  secara konsisten dan kotinu ini dapat membawa perubahan di masa yang akan datang, dimana pembelajaran dapat benar-benar efektif serta mewujudkan pembelajaran yang bersifat berpusat pada murid

 

E.      Rencana Perbaikan

Mengingat peningkatan kehadiran dan keaktifan murid dalam pembelajaran belum mencapai 100% saya berpikir untuk ke depannya saya akan secara konsisten dan berkelanjutan menjadikan kesepakatan kelas sebagai budaya yang positif untuk diterapkan bagi seluruh murid. Saya akan terus berupaya untuk terus mengekspolre kemampuan berpikir kritis mereka, keberanianya dalam mengemukakan pendapat, mengambil konsekuensi sebagai bentuk tanggung jawab sehingga terbentuk peserta didik yang memiliki 6 dimensi profil pelajar pancasila.

Dokumentasi


Memberikan satu pertanyaan sederhana untuk menggali kesepakatan kelas apa yang mereka inginkan. 

Menyimpulan dan menuliskan poin-poin penting kesepakatan kelas


Mengumpulkan meminta tanda tangan digital siswa melalui aplikasi Jamboard


Mendesain  poin-poin kesepakatan kelas agar terlihat utuh dan  menarik dan membubuhkan tanda tangan sisw



1.4.a.10 Rancangan Aksi Nyata Budaya Positif

Di penghujung modul 1.4. kami CGP 2 ditugaskan untuk merancang aksi nyata dengan tema Budaya Positif, rancangan ini adalah hasil revisi dari rancangan yang telah diupload di LMS yaitu di 1.4.a.9. Koneksi Antar Materi. Berikut hasil revisi rancangan yang telah CGP buat.



Minggu, 18 Juli 2021

2.1.a.9 KONEKSI ANTAR MATERI

Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan rangkaian upaya yang dilakukan guru dalam merancang dan melaksanaka pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar masing-masing siswa. Dalam merancang pembelajaran berdiferensiasi kita harus dapat membuat keputusan- keputusan yang tepat terkait dengan :

  1. Lingkungan belajar
  2. Tujuan Pembelajaran
  3. Penilaian berkelanjutan
  4. Respon terhadap kebutuhan belajar
  5. Manajemen kelas yang efektif