MEMBANGUN KESEPAKATAN KELAS SEBAGAI BUADAYA POSITIF
Aksi nyata modul 1.4. yang dilakukan CGP adalah bagaimana membangun budaya positif dilingkungan kelas. Budaya positif yang dibangun adalah mengenai kesepakatan kelas di awal pembelajaran dan konsekuensinya. Laporan aksi nyata saya susun dalam bentuk artikel yang dipublikasikan di blog dan sites google milik pribadi CGP. Berikut Artikel modul 1.4.a.10.2 Aksi Nyata -Membangun Kesepakatan Kelas sebagai Budaya Positif.
1.4.a.10.
2 AKSI NYATA
PGP-ANGKATAN
2-KABUPATEN CIANJUR-PRILIA IMANUELIANTI, S. Pd-1.4-AKSI NYATA
A.
Latar
Belakang
Menurut
Ki Hadjar Dewantara tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada
pada diri anak, agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia atau anggota masyarakat. Dalam mencapai
tujuan pendidikan itu ada upaya untuk menumbuhkan budi pekerti, dan tumbuhnya
budi pekerti itu dipengaruhi oleh pendidikan terutama pendidikan karakter,
pengalaman dan keadaan. Seorang guru
yang memiliki peran dan nilai guru penggerak diharapkan memiliki visi murid
impian dan menerapkannya dalam pendidikan karakter dengan maksimal demi
terwujudnya profil pelajar pancasila pada diri murid. Pendidikan karakter ini
dapat dimulai dari budaya positif yang dibangun suatu sekolah secara
kolaboratif oleh warga sekolah, dengan contoh implementasinya dapat berupa
pemberlakuan disiplin positif, penerapan konsekuensi, atau pembuatan
kesepakatan kelas sebelum pembelajaran.
Kesepakatan
kelas merupakan aturan yang dibuat bersama dan mengikat guru serta murid dalam
menciptakan pembelajaran yang efektif. Ditengah situasi pandemi Covid-19 yang
belum berakhir ini, segala keterbatasan yang muncul saat pembelajaran daring
menjadi kendala utama. Dan sekalipun pembelajaran daring tengah berlangsung di
dalam kelas, seringkali saat proses pembelajaran, mengalami hal-hal yang
membuat efektifitas waktu pembelajaran menjadi tidak maksimal. Sebagai contoh kurangnya
partisipasi kehadiran dan keaktifan belajar murid, kurangnyanya semangat atau
antusiasme selama mengikuti pembelajaran, adanya kejenuhan, adanya
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan sebagian murid. Hal-hal tersebut
tentunya harus diantisipasi oleh guru di awal, misalnya melalui penentuan
kesepakatan kelas di awal pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang
terpusat kepada murid sesuai pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan.
B.
Deskripsi
Aksi Nyata
Berdasarkan
latar belakang yang telah dijabarkan di awal, untuk mewujudkan pembelajaran
yang efektif dan juga menumbuhkan budaya
positif , CGP hendak menerapkan pembuatan kesepakatan kelas diawal pembelajaran
atau sebelum pembelajaran dilaksanakan sebagai aksinyata kali ini. Kesepakatan kelas yang dibuat ini, merupakan
kesepakatan kelas yang dibentuk untuk pembelajaran
jenis daring, hal ini dikarenakan sekolah kami belum dapat melaksanakan PTM.
Saya membuat kesepakatan kelas bersama murid-murid kelas VIII
SMP S Pusaka Ciranjang ini melalui google meet dan juga menggunakan aplikasi
padlet. Ada beberapa langkah dalam proses jalannya aksi nyata ini . Langkah
awal yang saya lakukan adalah membuka pertemuan melalui doa, kemudian
menyampaikan tentang arti penting dari sebuah kesepakatan kelas, serta maksud
dan tujuan dari kesepakatan kelas. Setelah menyampaikan kepada siswa mengenai
kesepakatan kelas, tindakan yang saya lakukan kemudian adalah membuat satu
pertanyaan sederhana untuk menggali kesepakatan kelas apa yang mereka inginkan.
Pertanyaan itu saya ajukan menggunakan padlet dengan tujuan agar siswa tahu hal
apa yang akan mereka sepakati bersama berdasarkan keinginan dari masing-masing
siswa ketika akan melaksanakan pembelajaran. Dari jawaban yang telah
dituliskan siswa, kami membaca setiap poin yang disampaikan dan berdiskusi,
lalu membuat kesimpulan tentang hal-hal apa saja yang mereka inginkan terjadi
ketika mengikuti pembelajaran IPA. Sebagian besar siswa memberikan jawaban
bahwa mereka ingin ketika belajar itu dalam kondisi tenang dan tertib. Dari
poin besar itu saya mengajukan pertanyaan secara lisan, kira-kira hal apa saja
yang akan disepakati agar pembelajaran secara daring baik melalui google
classroom atau meet dapat berjalan tenang dan tertib. Setelah semua
menyampaikan pendapat, poin-poin di atas kami catat, baca dan telaah kembali,
lalu meminta persetujuan siswa. Dan tidak lupa saya meminta tanda tangan
digital siswa melalui aplikasi Jamboard. Setelah terkumpul beberapa tanda
tangan akhirnya saya mendesain kesepakatan kelas agar tampak menarik
menggunakan program microsoft word.
C.
Hasil
Aksi Nyata
Setelah kesepakatan selesai
dibuat, kesepakatan kelas dibagikan kepada seluruh murid dengan tujuan setiap
murid memahami aturan yang telah dibuat dan disepakati bersama untuk
dilaksanakan selama pembelajaran, sehingga ketika terdapat kejenuhan atau
pelanggaran atas kesepakatan, mereka siap dengan konsekuensi yang harus mereka
terapkan didirinya sendiri. Dengan pembuatan kesepakatan kelas tampak muncul
keberanian murid untuk melakukan dialog interaktif dengan guru atau dengan
siswa itu sendiri, berani menyatakan
pendapat dan pemikiran mereka, menyampaikan refleksi pembelajaran, serta ada
peningkatan partisipasi kehadiran dan keaktifan dalam pembelajaran yang
dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya.
D.
Pembelajaran
yang diperoleh
Saat
merencanakan aksi CGP merasakan ketidakyakinan akan terlaksananya kegiatan ini,
tidak yakin akan tercapainya tolak ukur aksi nyata yang telah ditetapkan, dan
perasaan itu semakin kuat ketika, mereka
diminta untuk menyatakan pendapat, masing-masing tampak enggan dan malu untuk
menyampaikan pendapat namun
dengan motivasi yang diberikan guru agar mereka berani untuk menyampaikan
gagasan akhirnya mereka berani menyampaikan gagasannya meskipun secara
tertulis, sedangkan beberapa murid sudah ada yang berani menyampaikan gagasan
secara lisan. Dari proses ini CGP menyadari apa yang dikuatirkan hanya
sekedar pemikiran saja, melihat antusiasme murid-murid saat menyatakan
pemikiran dan pendapat mereka CGP menjadi yakin bahwa mereka adalah aset-aset
terbaik bangsa yang harus ditumbuh kembangkan melalui budaya positif yang
secara kontinu dan konsisten diterapkan di sekolah. Terkait dengan pengalaman
pembelajaran sebelumnya di masa lalu yaitu pembelajaran yang tanpa diawali penentuan
kesepakatan kelas maka diharapkan dengan penerapan budaya positif secara konsisten dan kotinu ini dapat membawa
perubahan di masa yang akan datang, dimana pembelajaran dapat benar-benar
efektif serta mewujudkan pembelajaran yang bersifat berpusat pada murid
E.
Rencana
Perbaikan
Mengingat peningkatan
kehadiran dan keaktifan murid dalam pembelajaran belum mencapai 100% saya
berpikir untuk ke depannya saya akan secara konsisten dan berkelanjutan menjadikan
kesepakatan kelas sebagai budaya yang positif untuk diterapkan bagi seluruh murid.
Saya akan terus berupaya untuk terus mengekspolre kemampuan berpikir kritis
mereka, keberanianya dalam mengemukakan pendapat, mengambil konsekuensi sebagai
bentuk tanggung jawab sehingga terbentuk peserta didik yang memiliki 6 dimensi
profil pelajar pancasila.
Dokumentasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar